Sabtu, 22 November 2014

Paraphilia


Bagi kebanyakan orang, suara kentut merupakan suara yang tabu, dan jika terdengar maka akan secara refleks mereka akan menutup hidungnya. Namun bagi beberapa orang, suara kentut bisa menimbulkan rangsangan seksual. Dikutip dari tribunnews.com, para psikolog telah mengenal ini sejak lama. Dalam psikologi, kelainan ini dikenal dengan sebutan eproctophilia, atau seseorang yang secara seksual terangsang oleh gas dalam perut.

Eproctophilia sendiri termasuk salah satu “bentuk” paraphilia, yakni ketertarikan seksual pada sesuatu yang tidak lazim. Menurut Griffiths, profesor psikologi dari inggris, paraphilia bukanlah hal baru. Namun demikian, paraphilia masih memiliki stigma negatif. “Paraphilia sering dianggap sebagai hal patologis dan dilihat negatif. Tetapi, kebanyakan orang dengan kondisi ini tak merasa perlu mencari terapi,” katanya seperti dilansir kompas.com , belum lama ini.

Secara psikologis, paraphilia juga dianggap sebagai fetish atau juga ketergantungan pada satu bagian tubuh atau benda untuk mendapatkan kepuasan seksual. Dalam The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM 5), para pakar psikiatri memasukan fetish sebagai paraphilia jika seseorang melakukan tindakan atau tertekan  oleh dorongan ini. Dalam DSM 5 juga dibuat perbedaan anatara paraphilia dan gangguan paraphilic. Seseorang dengan paraphilia bisa didiagnosis dengan gangguan paraphilic jika ia merasa tertekan oleh desakan ini, atau jika mereka menyebabkan bahaya pada orang lain.

Hal ini otomatis menjadikan paedofilia (melakukan kontak fisik dengan anak di bawah umur), ekshibisionis (mendapatkan kepuasan seksual dengan memamerkan organ genitalnya pada orang asing yang tidak mau melihatnya), atau voyeurisme (mendapatkan kepuasan dari melihat wanita telanjang atau melepaskan pakaiannya) sebagai gangguan paraphilic. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar