Pada pertemuan kedelapan yang membahas tentang Sexually Transmitted Infections, saya membahas salah satu topik mengenai penyakit menular Klamidia. Klamidia adalah penyakit menular seksual yang sangat umum yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis, yang dapat merusak organ reproduksi wanita. Meskipun gejala klamidia biasanya ringan atau tidak ada, komplikasi serius dapat menyebabkan kerusakan ireversibel, termasuk infertilitas.
Klamidia dapat ditularkan selama hubungan seks vaginal, anal, atau oral. Klamidia juga dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya saat melahirkan per vaginal. Klamidia dikenal sebagai penyakit “diam” karena sebagian besar orang yang terinfeksi tidak memiliki gejala. Jika gejala terjadi, biasanya muncul dalam waktu 1 sampai 3 minggu setelah terpapar. Pada wanita, bakteri awalnya menginfeksi serviks dan uretra.
Wanita yang memiliki gejala mungkin memiliki keputihan abnormal atau rasa terbakar saat buang air kecil. Jika infeksi menyebar dari leher rahim ke tuba falopi rasa sakit mungkin dirasakan di perut bagian bawah, nyeri pinggang, mual, demam, nyeri saat hubungan intim (dispareunia), atau perdarahan antar menstruasi. Infeksi klamidia pada serviks dapat menyebar ke rektum. Penyakit ini mempunyai gejala mirip gonore, walaupun bisa juga beraksi tanpa gejala. Di Amerika, klamidia termasuk yang paling dapat diobati, tetapi telah menginfeksi sekitar empat juta orang setiap tahun. gejala; 75% dari perempuan dan 25% dari pria yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala sama sekali.Penyakit ini dapat menyebabkan artritis parah dan kemandulan pada pria. Seperti sifilis dan gonore, penderitanya dapat disembuhkan dengan antibiotika. Infeksi ini biasanya kronis, karena sebanyak 70% perempuan pada awalnya tidak merasakan gejala apapun sehingga tidak memeriksakan diri. Masa tanpa gejala ber-langsung 7 – 21 hari. Gejalanya adalah timbul peradangan padaalat reproduksi laki-laki dan perempuan.
Pada
perempuan, gejalanya bisa berupa : Keluarnya cairan dari alat kelamin atau sering
disebut keputihan encer berwarna kuning kecoklatan, Rasa nyeri di rongga
pinggul, dan Pendarahan setelah hubungan seksual. Sedangkan
pada laki-laki, gejalanya bisa berupa : Keluar cairan bening dari saluran kencing.
Rasa nyeri saat kencing. Infeksi lebih lanjut dapat menyebabkan banyak
cairan keluar dan bercampur nanah.Tidak jarang
pula, gejala tidak muncul sama sekali, padahal prosesinfeksi sedang berlangsung.
Oleh karena itu penderita tidak sadar sedangmenjadi pembawa PMS dan
menularkannya kepada pasangannya melaluihubungan seksual. Akibat terkena
Klamidia pada perempuan adalah cacatnya saluran telur dan kemandulan,
radang saluran kencing, robeknya saluran ketubans ehingga terjadi
kelahiran bayi sebelum waktunya (prematur). Sementara pada laki-laki
akibatnya adalah rusaknya saluran air mani dan mengakibatkan kemandulan,
serta radang saluran kencing. Pada bayi, 60% – 70% terkenapenyakit mata
atau saluran pernafasan (pneumonia).
Gejala yang ditimbulkan : Cairan vagina encer
berwarna putih kekuningan; Nyeri di rongga panggul; Perdarahan setelah
hubungan seksual. Komplikasi yang mungkin terjadi : Biasanya
menyertai gonore; Penyakit radang panggul; Kemandulan akibat perlekatan
pada saluran falopian; Infeksi mata pada bayi baru lahir; Memudahkan
penularan infeksi HIV. Tes laboratorium yang dilakukan untuk mendeteksi
adalah Elisa, Rapid Test dan Giemsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar